Analisis Pendapatan Usaha Shuttlecock (Studi Kasus Pada Usaha “Shuttlecock Prospek” Milik Bapak Jumadin Di Kelurahan Lesanpuro Kota Malang)

Itik merupakan salah satu komoditi peternakan yang berperan penting dalam pemenuhan protein hewani bagi manusia. Itik yang dikenal sebagai penghasil daging dan telur, juga memiliki hasil samping berupa bulu. Bulu itik berpotensi untuk diolah menjadi bahan dasar shuttlecock yang akan meningkatkan nilai jual dari bulu itik tersebut. Bulu yang sebelumnya mungkin menjadi limbah tetapi dapat menjadi produk yang bernilai tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha Usaha Shuttlecock Prospek milik Bapak Jumadin yang dilihat berdasarkan nilai modal, biaya produksi, penerimaan, pendapatan, R/C ratio, dan Return On Equity (ROE). Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Desember hingga 31 Desember 2017, pada usaha Shuttlecock Prospek milik Bapak Jumadin di Kelurahan Lesanpuro Kota Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus yang memberikan uraian dan penjelasan mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara observasi, wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner terstruktur dan dokumentasi dengan responden yaitu pemilik Usaha Shuttlecock Prospek. Data-data yang diperoleh berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pemilik usaha untuk mendapatkan informasi yang meliputi data penerimaan, pengeluaran, dan rincian biaya, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi literatur meliputi karakteristik lokasi penelitian, kriteria kelayakan usaha serta catatan yang ada di perusahaan yang mendukung penelitian. Analisis data yang digunakan merupakan analisis deskriptif yang menggambarkan keadaan penelitian serta analisa kuantitatif menggunakan perhitungan meliputi perhitungan total modal, biaya produksi, penerimaan, pendapatan, R/C ratio, serta Return On Equity (ROE). Hasil penelitian didapatkan bahwa Usaha Shuttlecock Prospek milik Bapak Jumadin yaitu modal tertinggi ada pada triwulan III Rp 1.335.365.681,-, modal terendah ada pada triwulan IV Rp 1.152.993.101,- , biaya produksi tertinggi ada pada triwulan III Rp 1.016.365.681,- serta terendah pada Triwulan IV Rp 833.993.101,-, penerimaan tertinggi ada pada triwulan III Rp 1.093.671.000,- dan terendah pada triwulan IV Rp 883.904.000,-, pendapatan tertinggi ada pada triwulan III Rp 77.305.319,- dan terendah pada triwulan IV Rp 49.910.899,-. Usaha Shuttlecock Prospek memiliki nilai R/C ratio rata-rata >1, serta Return On Equity (ROE)